ETIKA BERINTERNET
Belakangan ini mulai muncul beberapa keluhan
(dan bahkan kasus) tentang perbuatan yang tidak menyenangkan di
Internet. Tanpa bermaksud membuat generalisasi atau menyalahkan
siapa-siapa, saya ingin menyoroti masalah ini dari sisi etika. Ketika
internet masih kecil dan penggunanya terbatas, ada banyak panduan
mengenai tata cara penggunaan internet. Masing teringat oleh saya yang
namanya FAQ (Frequently Asked Questions). Apa masih ada FAQ sekarang
ini? hi hi hi. Saat ini semakin banyak orang menggunakan internet,
tetapi tidak ada panduannya. Asumsinya adalah setiap orang yang
menggunakan internet sudah tahu etikanya. Padahal … belum tentu.
Bahkan, saya cenderung mengatakan sebagian besar tidak tahu.
Salah
satu contoh, penggunaan email. Saya melihat banyak orang yang tidak
menghapus bagian email yang tidak penting sebagai bagian dari
kutipannya. Kalau dulu, jangankan tidak menghapus bagian yang tidak
penting, top posting pun bisa ditegur. (Hayo apa itu “top posting”?)
Internet
sebagai media interaktif memberikan kita kemudahan yang sangat besar,
tidak perlu lagi kita menghabiskan banyak waktu dan uang untuk
melakukan interaksi dengan orang lain. Bahkan dengan internet kita
langsung bisa interaksi dengan berbagai orang sekaligus walau kita
belum kenal secara visual dan bisa berasal dari mana saja di bumi
ini.Internet dikenal sebagai komunitas yang tidak mengenal aturan.
Dalam internet semua orang berhak bertindak, berinisiatif, berkreasi
apa saja tanpa ada yang melarang dan menentang. Internet bersifat bebas
! Namun meskipun bersifat bebas dan terbuka, ternyata berinternet juga
memiliki batasan-batasan yang musti kita perhatikan. Batasan-batasan
atau etika tersebut berupa tata tertib berinternet yang sering disebut
Nettiquette! Seperti halnya berkomunikasi melalui surat analog atau
bertatap muka, berkomunikasi dengan e-mail butuh etika yang dinamakan
Nettiquette (atau Netiket = netter etiket). Bisa dibayangkan, hampir
setiap hari ada jutaan e-mail dikirimkan dan diterima oleh begitu
banyak orang.
Siapa bilang internet tidak memiliki aturan? Siapa
bilang dalam dunia maya kita bebas bertindak tanpa peduli kepentingan
orang lain? Sesungguhnya tidak ada kebebasan mutlak di dunia ini.
Sekalipun ini adalah dunia tanpa batas, namun seperti halnya interaksi
dalam dunia nyata, begitu kita bersinggungan dengan orang lain maka
sudah pasti ada aturan main, adab ataupun etika yang harus dipatuhi.
Berawal dari keprihatinan terhadap fenomena berinternet yang semakin
vulgar dan cenderung melampaui batas, maka saya mencoba menuliskan
kembali hal-hal yang patut dijadikan batu pijakan bagi para netter.
Istilah yang dikenal sebagai “netiket” atau nettiquette.Maka jika
salah-salah kata, bisa berakibat fatal. Tapi memang sangat menyebalkan,
jika kita menerima pesan e-mail yang pengirimnya menggunakan huruf
kapital, mengirim kembali seutuhnya pesan-pesan yang kita kirimkan,
atau menjawab pertanyaan panjang kita, dengan ucapan, "saya kira
begitu", atau "betul." Nah, untuk mencegah hal itu terjadi. Tapi juga
internet memiliki banyak kelemahan, dalam interaktif perlu membangun
suasana yang nyaman bagi lawan interaktif kita. Salah satu kelemahan
internet sebagai media interaktif yaitu:
1. Kita tidak tahu kondisi emosi lawan interaktif,
2. Kita tidak tahu karakter lawan interaktif,
3. Kita bisa dengan tidak sengaja menyinggung perasaan seseorang.
Istilah
yang dikenal sebagai 'netiket' atau nettiquette. Netiket adalah etika
dalam berkomunikasi dalam dunia maya, di bawah ini khusus untuk
berkomunikasi dalam sebuah forum/milis. Tulisan ini diadaptasi dari
beberapa sumber dan juga pengalaman pribadi penulis tatkala mengikuti
sebuah forum/milis. :
1. Jangan Gunakan Huruf Kapital
Karena
penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati si
penulis. Huruf kapital mencerminkan penulis yang sedang emosi, marah
atau berteriak. Tentu sangat tidak menyenangkan tatkala Anda dihadapkan
dengan lawan bicara yang penuh dengan emosi bukan? Walau begitu, ada
kalanya huruf kapital dapat digunakan untuk memberi penegasan maksud.
Tapi yang harus dicatat, gunakanlah penegasan maksud ini secukupnya
saja, satu-dua kata dan jangan sampai seluruh kalimat/paragraf.
Klik aja disini !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar